Tiba di Monterey hari Kamis menjelang magrib. Setelah berbuka dengan minum teh manis hangat, buah korma dan salat magrib di hotel, saya dan cakep segera bergegas menuju restoran Thai Siamese Bay untuk makan malam dengan teman lama yang sekarang menetap di Salinas. Semua yang kami pesan malam itu terasa lebih enak dari biasa. Saya tidak bisa memutuskan apakah karena saya datang sedang lapar-laparnya atau memang kualitas makanan di restoran itu semakin membaik. Entahlah yang penting walaupun saya tidak bisa makan banyak setelah berpuasa seharian, kami semua merasa puas.
Dari rumah sebetulnya sudah berencana untuk either kembali mengunjungi Monterey Bay Aquarium karena pingin liat jelly fish nya lagi, -jelly fish merupakan atraksi wajib buat saya setiap mengunjungi aquarium- atau menyusuri Pacific Grove, kota kecil yang terletak di antara Montery dan Carmel-by-the-Sea. Rencana tinggal rencana, yang ada malah keasikan menikmati keindahan laut Pacific dari salah satu pantai yang sepi dekat Pacific Grove. Padahal tadinya cuma ingin menikmati pacific coast dari mobil dan berhenti sebentar jika ada spot yang menarik dan tidak banyak orang sebelum jalan-jalan ke kota. Berapa lama sih bisa betah liat laut pikir saya? He.he... tanpa sadar saya menghabiskan waktu hampir setengah hari. Jadilah batal menjelajahi kota Pacific Grove yang sarat dengan rumah-rumah cantik bergaya Victoria.
Pinginnya sih jalan-jalan di sepanjang pantai dan membiarkan kaki menyentuh lembutnya pasir putih, tapi nggak ah, laut Pacific kan dingin. Setelah duduk cukup lama menikmati ketenangan dan birunya laut dari salah satu bangku taman yang tersedia di atas tebing, saya pun melanjutkan perjalanan ke arah utara. Begitu melihat tempat istirahat berpasir yang kosong tepat di seberang Point Pinos Lighthouse, saya meminggirkan mobil. Yes, my kind of parking spot. Paling banyak hanya 5 mobil bisa parkir di tempat istirahat yang kecil ini, jadi kemungkinannya tempat ini tidak akan dipenuhi orang. Asyik asyik bisa menikmati ketenangan dengan sepuas-puasnya tanpa harus berbagi. Setelah memarkir mobil dengan strategis supaya bisa liat laut tanpa ada halangan, saya pun duduk diam menyatu dengan ketenangan sekitar. Sesekali terdengar suara ombak yang memecah saat menghantam bebatuan di sekitar pantai dan kicauan burung-burung yang berterbangan sangat rendah seolah-olah ingin pula menyentuh permukaan laut. Allahu Akbar, betapa agung ciptaanMu, ya Allah. Saya tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan perasaan saat itu. I just feel very fortunate to be able to enjoy it myself. Made me feel very close to You. Thank you God. Lama juga saya diberi kesempatan untuk menikmati pantai itu sendirian dan sepuas-puasnya. Saya sempat melaksanakan salat lohor dan beberapa jam kemudian salat ashar di tempat yang sama. Kalau tidak ingat harus pulang, bisa-bisa sampai magrib deh merenung disitu.
Tepat pukul 5:30 sore kami pun meninggalkan Monterey karena sudah ada janji makan malam dengan adek ipar di San Luis Obispo. Tidak disangka lalu lintas dari Monterey ke San Luis Obispo malam itu cukup lancar. Padahal biasanya setiap Jum'at sore begitu memasuki Salinas bumper to bumper macetnya. Sepanjang perjalanan ke San Luis Obispo, kaami ditemani sunset yanng cantik dan hamparan tanaman yang berganti-ganti dari lettucedan anggur disepanjang Hwy 101. Pukul 7:45 kamipun tiba di Buena Tavola, restoran Italia favorite kami di San Luis Obispo. Seperti biasa selama bulan puasa, betapapun enaknya makanan yang kami pesan, saya tidak bisa makan banyak dan selalu membawa pulang sisa makanan yang tidak bisa saya habiskan di restoran untuk dimakan waktu saur atau untuk berbuka keesokan harinya. Judulnya penghematan :-)
Dalam perjalan pulang keesokan paginya, sekali lagi kami diberi kesempatan untuk menikmati indahnya fenomena alam; a spectacular rainbow. Setelah gerimis usai, walaupun cuma sekejap tiba-tiba pelangi setengah lingkaran dengan jelasnya muncul di sebelah kanan jalan di antara Buellton dan Lompoc. Begitu jelasnya sampai kami bisa melihat salah satu kakinya menembus kehijauan hutan dipinggir jalan. Sangat sangat cantik. Sayang sekali dengan kecepatan 70 mile per jam di jalan licin bekas hujan, tidak mungkin untuk menghentikan kendaraan secara tiba-tiba tanpa membahayakan kendaraan di belakang kami. Untungnya saya sempat menayambar kamera saku dan mengabadikan pelangi tersebut dari dalam mobil yang berkecepatan tinggi. Walaupun hasilnya tidak terlalu prima, paling tidak mampu merekam memory kami :-) Alhamdulillah.