"Let's meet at Chaya Brasserie at 6:00pm" pesan Sonita memastikan tempat makan malam kami pada Jum'at yang baru lalu. Siang harinya, disela-sela menyelesaikan kerjaan jarak jauh, saya sempatkan untuk mengunjungi website restoran. Kebiasaan soalnya, setiap ke restoran baru, harus liat daftar menunya dulu. Selain untuk mem"familiar"kan diri dengan restorannya, juga untuk memastikan adanya makanan yang bisa dinikmati. Jika tidak ada yang kelihatan menarik untuk dicoba di daftar menu, sebelum pergi ke restoran, bisa makan dulu. Nanti di restoran biar makan salad dan dessert aja.
Dari daftar menu yang tertera di web site, ada beberapa makanan yang sepertinya enak dan perlu dicoba. That's a good. Mana yang akan saya pesan, nanti aja mutusinnya setelah sampai di restoran. Kadang selera saya suka berubah sesuai dengan berubahnya waktu :-) Tapi untuk dessert saya sudah punya pilihan pasti.Sebagai penggemar coklat, pastilah saya milih Molten Chocolate Cake yang deskripsinya "Warm Valhrona Chocolate Cake, Raspberry Coulis Tahitian Vanilla Ice Cream" Hm... Mudah2an rasanya selezat namanya.
Beberapa menit sebelum jam 6 kami pun meninggalkan hotel yang cuma berjarak beberapa blok dari Chaya Restaurant. Tidak berapa lama kemudian Sonita muncul bersama suaminya. Ini adalah pertama kalinya saya dan cakep bertemu Adam, suami Sonita. Untungnya tidak ada perasaan canggung sama sekali. Kami semua langsung merasa cocok dan betul-betul menikmati makan malam yang menyenangkan. Halibut panggang yang dilumuri taburan kacang macadamia sangrai yang saya pesan terasa pas bumbu dan tingkat kematangannya. Mak nyus (Mr.BW, punteun istilahnya saya pinjam) dan tidak membuat enek sehingga tidak ada kesulitan untuk menghabiskannya.
Tapi yang menjadi primadona malam itu buat saya adalah sang chocolate cake (Molten Valrhona Chocolate Cake). Enak banget banget dan menjadi choclate cake terenak yang pernah saya coba. Bentuk cakenya mirip mini muffin terbalik yang didalamnya diisi dengan coklat Valhrona yang sudah dilelehkan. Cakenya terasa moist dan tidak terlalu manis. Sesendok demi sesendok potongan kecil chocolate cake bercampur lelehan hangat Valhrona coklat dan vanilla ice cream pun saya nikmati dengan puas. Kelezatannya tidak bisa saya jelaskan dengan kata-kata. Heavenly....
Kencan saya dengan coklat (duh bahasanya) terus berlanjut. Sempat juga mengunjungi Recchiuti Confections, dalam komplex Ferry Building. Menurut Forbes Traveler.com toko coklat ini termasuk satu dari sepuluh The World's Best Chocolate Shops. Sayang sekali saya tidak sempat membeli dan mencicipi kelezatan coklat di toko ini. Ketika saya tiba di Recchiuti, saya liat antrian panjang di depan kasir. Membuat saya malas untuk bergabung. Selain itu perut masih terasa kenyang setelah makan siang di Slanted Door yang juga berlokasi di Ferry Building. Jadi sedang tidak kepingin2nya makan coklat. Mudah2an saya diberi kesempatan untuk mencoba dalam kunjungan ke SF yang lain.
Coklat-coklat yang umumnya berbentuk praline itu dipajang dengan cantik dalam etalase kaca. Pengunjung dengan leluasa bisa "window shopping" layaknya seperti memasuki toko perhiasan. Silahkan menikmati sepuas-puasnya tetapi tidak bisa memegang atau mencoba. What a torture!