Sunday, November 25, 2007

Kembang Goela, Jakarta

Tidak banyak yang berubah di Jakarta sejak saya mudik bulan Februari taun ini, kecuali kemacetan lalu lintasnya yang tambah parah. Kemacetannya menurut saya sudah gila-gilaan. Belum lagi kalau hujan, jarak yang seharusnya bisa ditempuh dalam waktu sepuluh menit, harus ditempuh dalam waktu hampir satu jam! Salut buat warga Jakarta yang kuat dan tabah menjalani kemacetan seperti ini setiap hari.

Untungnya kami tidak perlu terlalu sering berada di jalan, kecuali waktu ketemuan dengan
 Mbak Ria, Yola, Ratih dan Tia di Warung Pojok di Plaza Senayan dna untuk pergi makan. Bangkrutlah kalau makan 
di hotel terus. Anak-anakpun tampaknya senang saja tinggal di hotel karena mereka bisa berenang dan main kartu rame-rame. Hehe.setiap cakep ikut pulangkegiatan yang dilakukan tidak jauh dari berenang bareng dan main kartu. Kalau tidak main kartu atau berenang, ya leyeh-leyeh di lobby atau di kamar hotel dan coba restoran baru (maksudnya restoran yang belum pernah dicoba, bukan restorannya yang baru). 



Senin tanggal 19 November yang baru lalu kami sekeluarga mencoba makan siang di Kembang Goela, restoran yang menyediakan masakan peranakan Belanda dan Indonesia. Begitu memasuki restoran tercium bau wangi yang terpancar dari rangkaian besar bunga sedap malam segar diatas meja dekat pintu masuk. Mata langsung tertuju ke chandeliers di ruangan restoran berlangit-langit tinggi dan berjendela kaca besar. Kain-kain batik memenuhi bagian atas dinding restoran, meja kursinya berwarna gelap. Makanan yang ditawarkan dikemas dan disajikan secara elegan dengan cita rasa mendekati sempurna dan sederhana tanpa memakai bumbu yang complicated dan tidak terasa berlebihan. Konon seperti itulah masakan peranakan Indonesia-Belanda ini diramu dan disajikan di rumah para bangsawan dan keluarga Belanda pada jaman kolonial.


Kami betul-betul menikmati makan siang di Kembang Goela. Serasa  menikmati masakan di rumah bangsawan bergaya kolonial jaman baheula. Yang unik adalah penamaan makanan yang ditulis dengan menggunakan ejaan lama atau menggunakan figur yang mengingatkan jaman baheula. Dari bon makanan yang kami pesan tercatat antara lain: Es Peyeumpuan, Es Jangan Ditanya, Soda Pelangi, Ayam Mevrouw Lientje, Ongseng-ongseng Kecipir, Hot Plate Kangkoeng, Nasi Goreng Si Pitoeng, Tahu Sedap Malam dll. Yang paling saya suka siang itu adalah Dendeng Balado yang dagingnya diiris sangat sangat tipis hampir transparan dan Ikan Krapu Bakar. Oh Wedang Jahenya juga nikmat.



Kembang Goela
Plaza Sentral Parking Lot, Jl. Jend. Sudirman
Ph.: 021-520-5651

No comments: