Sunday, October 28, 2007

Chocolate Moment, San Francisco

"Let's meet at Chaya Brasserie at 6:00pm" pesan Sonita memastikan tempat makan malam kami pada Jum'at yang baru lalu. Siang harinya, disela-sela menyelesaikan kerjaan jarak jauh, saya sempatkan untuk mengunjungi website restoran. Kebiasaan soalnya, setiap ke restoran baru, harus liat daftar menunya dulu. Selain untuk mem"familiar"kan diri dengan restorannya, juga untuk memastikan adanya makanan yang bisa dinikmati. Jika tidak ada yang kelihatan menarik untuk dicoba di daftar menu, sebelum pergi ke restoran, bisa makan dulu. Nanti di restoran biar makan salad dan dessert aja.



Dari daftar menu yang tertera di web site, ada beberapa makanan yang sepertinya enak dan perlu dicoba. That's a good. Mana yang akan saya pesan, nanti aja mutusinnya setelah sampai di restoran. Kadang selera saya suka berubah sesuai dengan berubahnya waktu :-) Tapi untuk dessert saya sudah punya pilihan pasti.Sebagai penggemar coklat, pastilah saya milih Molten Chocolate Cake yang deskripsinya "Warm Valhrona Chocolate Cake, Raspberry Coulis Tahitian Vanilla Ice Cream" Hm... Mudah2an rasanya selezat namanya.
Beberapa menit sebelum jam 6 kami pun meninggalkan hotel yang cuma berjarak beberapa blok dari Chaya Restaurant. Tidak berapa lama kemudian Sonita muncul bersama suaminya. Ini adalah pertama kalinya saya dan cakep bertemu Adam, suami Sonita. Untungnya tidak ada perasaan canggung sama sekali. Kami semua langsung merasa cocok dan betul-betul menikmati makan malam yang menyenangkan. Halibut panggang yang dilumuri taburan kacang macadamia sangrai yang saya pesan terasa pas bumbu dan tingkat kematangannya. Mak nyus (Mr.BW, punteun istilahnya saya pinjam) dan tidak membuat enek sehingga tidak ada kesulitan untuk menghabiskannya.


Tapi yang menjadi primadona malam itu buat saya adalah sang chocolate cake (Molten Valrhona Chocolate Cake).  Enak banget banget dan menjadi choclate cake terenak yang pernah saya coba. Bentuk cakenya mirip mini muffin terbalik yang didalamnya diisi dengan coklat Valhrona yang sudah dilelehkan. Cakenya terasa moist dan tidak terlalu manis. Sesendok demi sesendok potongan kecil chocolate cake bercampur lelehan hangat Valhrona coklat dan vanilla ice cream pun saya nikmati dengan puas. Kelezatannya tidak bisa saya jelaskan dengan kata-kata. Heavenly....


Kencan saya dengan coklat (duh bahasanya) terus berlanjut. Sempat juga mengunjungi Recchiuti Confections, dalam komplex Ferry Building. Menurut Forbes Traveler.com toko coklat ini termasuk satu dari sepuluh The World's Best Chocolate Shops. Sayang sekali saya tidak sempat membeli dan mencicipi kelezatan coklat di toko ini. Ketika saya tiba di Recchiuti, saya liat antrian panjang di depan kasir. Membuat saya malas untuk bergabung. Selain itu perut masih terasa kenyang setelah makan siang di Slanted Door yang juga berlokasi di Ferry Building. Jadi sedang tidak kepingin2nya makan coklat. Mudah2an saya diberi kesempatan untuk mencoba dalam kunjungan ke SF yang lain.



Coklat-coklat yang umumnya berbentuk praline itu dipajang dengan cantik dalam etalase kaca. Pengunjung dengan leluasa bisa "window shopping" layaknya seperti memasuki toko perhiasan. Silahkan menikmati sepuas-puasnya tetapi tidak bisa memegang atau mencoba. What a torture!

A Great Morning in San Francisco: Ferry Plaza Farmers Market



Salah satu kesukaan saya adalah mengunjungi dan belanja di Farmers Market. Senang sekali melihat deretan sayur mayur segar dan buah-buahan cantik berwarna-warni. Setiap mengunjungi Farmers Market, saya selalu menemui sayur-sayuran atau buah-buahan baru yang hanya muncul pada musim tertentu. Karenanya hari terakhir di SF kami jadwalkan untuk mengunjungi Farmers Market di Ferry Plaza. Farmers Market yang dikelola oleh the Center for Urban Education about Sustainable Agriculture(CUESA) setiap hari Sabtu dan Selasa dipenuhi oleh petani lokal dengan hasil pertaniannya yang kebanyakan organic. Selain hasil pertanian segar, umumnya Farmers Market ini juga menyediakan berbagai makanan praktis.




Pukul 8 lewat sedikit kami sudah berada di lokasi. Sengaja kami tidak makan pagi di hotel karena ingin mencoba makanan yang tersedia di Farmers Market. Karena masih pagi, FM belum terlalu penuh. Kami pun mengelilingi pasar mencari tempat makan yang kira-kira enak. Dari sekitar 5 tempat yang menjual makanan, kami memutuskan untuk mencoba sarapan ala Mexico di Primavera. Selain antriannya yang paling panjang (tandanya populer kan), juga makanannya terlihat mengundang selera banget dibandingkan yang lain.
Primavera Tamales
Saya pesan scrambled eggs yang disajikan dengan green corn tortilla, black beans, potongan segar alpukat, cilantro, onion dan taburan goat cheese. Cakep pesan tamales plate dengan black beans dan taburan goat cheese. Minumnya perasaan air jeruk segar. Saya tidak terlalu suka tamales, tapi cakep bilang tamalenya termasuk kategori enak sekali. Sarapan saya pun nggak kalah enaknya, terutama green tortillanya yang crispy dan tidak terasa berat di perut. Karena meja dan kursi plastik yang tersedia tidak mencukupi kapasitas pengunjung, kami bergabung dengan pengunjung lain duduk dipinggir pier dengan pemandangan Bay Bridge yang menawan. What a wonderful way to start the day.

Setelah kenyang, kami cuci mata di sekitar area. Deretan sayuran dan buah-buahan segar begitu cantik dengan warna-warni yang mengundang selera. Sayang sekali cuma mata kami saja yang bisa menikmati sepuas2nya, karena tidak semua sayuran segar bisa bertahan sampai LA. Tapi saya tidak bisa menahan diri untuk tidak membeli beberapa jenis jamur segar yang bentuknya unik dan belum pernah saya temui di LA. Menurut sang penjual, jamur tersebut akan tetap segar dalam dua hari. Jadi kami tidak perlu khawatir membawanya pulang. Asyik. 

Fresh Dates
Selain jamur, kami membeli beberapa paprika berwarna ungu, persimmon, dan buah kurma medjool segar. Sebetulnya kami tidak berniat untuk memnbeli kurma karena sudah menemukan tempat membeli kurma yang kami sukai di LA. Tapi gadis muda penjual kurma yang cantik, pintar sekali berkomunikasi dengan pengunjung. Sambil menjelaskan varian kurma yang tersedia hari itu, dengan ramahnya dia mengundang pengunjung untuk mencicipi setiap kurma. Kurma medjoolnya terasa enak dan manis, tidak kalah dengan kurma medjool yang biasa kami beli. Jadilah kami tergoda untuk membeli. Di standnya di pajang berumpun-rumpun kurma segar dengan batangnya. Inilah pertama kaliya saya melihat kurma segar. Warnanya hijau kekuning2an, mulus, cantik dan kamek sekali keliatannya - kamek adalah bahasa Minang, tidak tau bahasa Indonesianya apa- (Foto samping).

Setelah puas cuci mata di bagian sayur mayur, kami menuju Ferry Building. Begitu memasuki bangunan tercium harumnya fresh baked roti dan pies dar
i Frog Hallow Farm.
 Wah harus di coba juga nih, tapi karena perrut masih kenyang, kami hanya beli sepotongBlackberriy Turnovers dan Cherry Tartlets untuk dimakan di pesawat. Dari sana kami mampir ke toko roti Acme Bread Company untuk membeli beberapa loaf roti buat dibawa pulang. Sebelum pulang ke hotel untuk check out, disempatkan sebentar untuk menikmati secangkir hangat decaff latte di Peet's Coffee & Tea sambil menikmati pemandangan Bay Bridge dari sisi lain.





Sunday, October 7, 2007

My Los Angeles - The Getty Museum

Setiap kedatangan tamu dari luar kota, the Getty Museum selalu kami sarankan untuk tidak dilewatkan. Banyak hal yang menarik di museum ini. Arsitekturnya cantik dan yang paling kami sukai saat hari cerah adalah bisa menikmati pemandangan kota LA dan laut Pacific yang spektakular. Kemaren kami ke museum ini lagi bersama dua sahabat yang berkunjung dari Bay Area.














Satu hari tidak akan cukup untuk menikmati semua pameran yang tersebar di 5 pavillion terpisah ditambah satu the Getty Research Institute Exhibition Gallery. Karenanya untuk memaksimalkan kunjungan, kami memutuskan untuk mengunjungi tiga pameran saja; Classical Connections: The Enduring Influence of Greek and Roman Art, pameran fotography dari Edward Weston dan Luc Delahaye danMusic for the Masses: Illuminated Choir Books  

Hampir setengah hari kami menghabiskan waktu untuk melihat ketiga ekhibisi yang dipilih serta mempelajari sejarahnya. Karena saya tidak terlalu paham dengan art dan sejenisnya, maka yang menarik buat saya adalah benda-benda seni baik itu lukisan, patung, hiasan dll yang terlihat indah dimata saya dan tidak membuat saya pusing atau sulit untuk mengapresiasikannya. Favorit saya adalah copy patung Dewi Cinta dari Yunani yang patung aslinya dibuat pada 350 sebelum Masehi (foto disebelah kanan) dan patung seorang ibu berkerudung yang terlihat sangat anggun (Vestal Virgin) - foto dibawah 

Foto-foto Edward Weston yang ditampilkan dalam pameran cukup menarik, berkesan apa adanya dan tanpa dimanipulasi. Kebanyakan menampilkan foto diri orang-orang disekelilingnya dalam tampilan hitam putih.
Sangat kontras dengan foto-foto karya Edward Weston, foto-foto Luc Delahaye umumnya berwarna yang dicetak dalam skala besar dan menampilkan kejadian masa kini. Ada foto pengungsi di Chad, foto orang meeting, dan yang cukup menarik pengunjung adalah foto kota Meulaboh setelah dilanda Tsunami.
Seperti pameran photography umumnya, foto-foto yang dipamerkan di The Getty Museum tidak boleh dipotret. Dari sekian banyak foto-foto Edward Weston yang dipamerkan, yang paling saya sukai adalah foto ini.
The Getty Musuem
1200 Getty Center Drive
Los Angeles, California 90049